Bandung, 7 Desember – Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2018, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka masih menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan operasionalnya. Meski telah dilengkapi infrastruktur seperti akses jalan tol yang menghubungkan Bandung dan Majalengka, aktivitas bandara ini masih minim.
Junaedi, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menyampaikan pandangannya setelah melakukan studi banding ke Yogyakarta, yang sukses memindahkan operasional bandara dari Adisucipto ke Yogyakarta International Airport (YIA). Ia mengusulkan tiga langkah strategis untuk menghidupkan kembali BIJB Kertajati.
1. Kerja Sama dengan Pemerintah Pusat dan Angkasa Pura
“Perlu ada pendekatan dan kerja sama intensif dengan Pemerintah Pusat serta Angkasa Pura untuk melobi pembukaan lebih banyak jalur penerbangan di BIJB,” ujar Junaedi. Dengan bertambahnya rute penerbangan, bandara dapat menarik lebih banyak maskapai dan penumpang.
2. Optimalisasi Kegiatan Spesifik
Junaedi menekankan pentingnya memaksimalkan BIJB untuk kegiatan tertentu. “Bandara bisa diramaikan dengan pemberangkatan haji dan umrah, serta penerbangan internasional lainnya. Hal ini akan membantu meningkatkan jumlah pengunjung dan aktivitas bandara,” jelasnya.
3. Peningkatan Infrastruktur Pendukung
Langkah terakhir yang dianggap krusial adalah peningkatan infrastruktur. “Akses yang memadai dari wilayah Jawa Barat bagian timur, tengah, dan selatan harus diprioritaskan. Ini akan memangkas waktu tempuh dan memudahkan mobilisasi ke bandara,” tambahnya.
Dengan menerapkan tiga langkah tersebut, Junaedi optimistis BIJB Kertajati dapat beroperasi secara optimal dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Jawa Barat. Bandara ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol kemajuan, tetapi juga motor penggerak ekonomi daerah.