Cirebon, 13 Desember – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Junaedi, kembali ke dunia akademis dengan menggelar acara sosialisasi Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2024 tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan. Acara yang diadakan di kampus SETI Al Ishlah Cirebon ini menjadi momen penting untuk mengajak mahasiswa lebih peduli terhadap isu lingkungan.
Mahasiswa Sebagai Motor Perubahan
Dalam sosialisasinya, Junaedi menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam menjaga lingkungan. “Mahasiswa bukan hanya agen perubahan sosial, tetapi juga garda terdepan dalam menyuarakan isu-isu penting, termasuk pelestarian lingkungan. Kampus adalah tempat lahirnya solusi nyata,” ujar Junaedi.
Ia mengapresiasi peran akademisi dalam memberikan sudut pandang ilmiah terkait isu lingkungan. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan kampus dapat menghasilkan kebijakan yang lebih berbasis data dan berdampak positif.
Islam dan Etika Lingkungan
Ketua SETI Al Ishlah, Prof. Dr. Achmad Kholiq, MA, dalam sambutannya menyoroti relevansi ajaran Islam dengan pelestarian lingkungan. “Al-Quran telah memberikan panduan tentang bagaimana manusia harus menjaga alam. Kerusakan lingkungan adalah akibat dari pelanggaran kita terhadap prinsip-prinsip itu,” jelasnya.
Prof. Achmad juga menyebutkan bahwa kerja sama antara pemerintah dan institusi pendidikan adalah langkah strategis untuk memastikan kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan.
Pentingnya Sosialisasi Perda
Perda Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2024 mengatur strategi perlindungan dan pengelolaan lingkungan untuk menekan dampak kerusakan ekosistem yang semakin parah. Namun, menurut Junaedi, penerapannya masih membutuhkan pengawasan yang lebih kuat.
“Perda ini adalah wujud komitmen pemerintah dalam menjaga lingkungan. Namun, tanpa pengawasan yang baik, kebijakan ini hanya akan menjadi dokumen semata. Karena itu, kami ingin masyarakat, terutama mahasiswa, terlibat aktif dalam pengawasannya,” tegas Junaedi.
Sinergi Kampus dan Pemerintah
Junaedi juga menyampaikan bahwa kolaborasi dengan kampus tidak hanya sebatas sosialisasi, tetapi juga dalam bentuk kajian akademis. “Kami berharap ide-ide dari mahasiswa dan akademisi dapat membantu pemerintah dalam merumuskan langkah-langkah konkret untuk menjaga lingkungan,” tambahnya.
Harapan Ke Depan
Acara ini ditutup dengan diskusi interaktif antara mahasiswa dan Junaedi. Para mahasiswa menyampaikan ide-ide kreatif untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, termasuk kampanye hijau, pengelolaan sampah, dan program edukasi di masyarakat.
“Melalui sosialisasi seperti ini, saya optimis mahasiswa akan menjadi motor penggerak perubahan. Bersama-sama, kita bisa menjaga lingkungan dan mewujudkan Jawa Barat yang lebih hijau,” tutup Junaedi.
Acara ini menjadi bukti bahwa kampus tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang untuk membangun kolaborasi demi masa depan lingkungan yang lebih baik.